twitter
rss

A.    Konsep kriteria kematangan berdasarkan fisik
Kematangan terjadi pada jaringan tubuh, syaraf, dan kelenjar – kelenjar di sebut kematangan biologi. Ada pula kematangan yang terjadi pada aspek psikis seperti keadaan berfikir, rasa, kemauan dll. Pewarisan genetik merupakan potensi dasar dari setiap anak.
Ciri-ciri perbedaan fisik dan kematangan seksual antara lain :
Remaja laki-laki :
1.      Suara besar dan tumbuh jakun, disebabkan hormon testoteron
2.      Pertumbuhan penis dan kantung zakar
  1. Ereksi dan ejakulasi merupakan cara alami tubuh mengeluarkan timbunan sperma yang terbentuk secara terus menerus
  2. Badan berotot terjadi akibat adanya Testosteron yang disekresi oleh testis pria yang memiliki efek anabolik yg kuat thd penyimpanan protein yg sangat besar di setiap tempat dalam tubuh, terutama di dalam otot sehingga pria lebih berotot.
Remaja perempuan :
  1. Pertumbuhan rahim dan vagina
2.      Menstruasi pertama, Haid pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual anak perempuan, tetapi ini bukanlah perubahan fisik yang pertama dan terakhir selama masa puber.
3.      Pinggul melebar, estrogen menyebabkan tertimbunnya lemak di daerah panggul wanita, tetapi dapat juga memperlambat pertumbuhan tubuh yang semula sudah dirangsang oleh kelenjar bawah otak, itulah sebabnya mengapa perempuan dewasa tidak setinggi anak laki – laki sebayanya
4.      Payudara membesar, sebagai hasil dari rangsangan hormon estrogen untuk persiapan menyusui bayi
B.     Konsep kriteria kematangan berdasarkan hasil belajar
Belajar merupakan proses pencarian informasi dan ilmu pengetahuan serta proses pemahaman sesuatu yang bersifat kompleks meliputi bidang pengetahuan, bersosial, serta penghayatan arti kehidupan. Proses ini sebagai pengisi dan penunjang kelangsungan hidup bergaul, bermasyarakat, dan penunjang proses berjalannya kehidupan. Proses belajar ini berjalan dari masa pre natal hingga dewasa, proses ini merupakan proses tanpa batas karena sepanjang hidup seorang individu akan senantiasa mengalami proses ini, karena penyerapan informasi ini terus berlanjut sampai seseorang itu mati. Proses belajar ini adalah salah satu dari tugas – tugas dari perkembangan seorang individu, proses belajar ini bertahap pada tiap – tiap fase perkembangan, dan merupakan tugas perkembangan (Development task). Proses ini merupakan proses yang paling berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang individu, jika proses ini berjalan dengan baik maka pembentukan karakter serta perilaku seorang individu tersebut akan baik juga, dan proses belajar ini berpengaruh terhadap kamatangan seorang individu (Maturation).
Belajar merupakan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang lain. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan seseorang telah belajar adalah jika suatu aktifitasmental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
C.    Kematangan Emosi
Anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak “meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima. Petunjuk kematangan emosi yang lain adalah bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang belum matang. Dengan demikian, remaja mengabaikan banyak rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya, remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain, seperti dalam periode sebelumnya.
Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Keterbukaan, perasaan dan masalah pribadi dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan sosial dan sebagian oleh tingkat kesukaannya pada “orang sasaran” (orang yang kepadany remaja mau mengutarakan berbagai kesulitannya)
Bila remaja ingin mencapai kemtangan emosi, ia juga harus belajar menggunakan katarsis emosi untuk menyalurkan emosinya. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah latihan fisik yang berat, bekerja atau bermain, tertawa atau menangis.
D.    Kematangan remaja dan orangtua
Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan sosial dalam perkembangan remaja mempengaruhi hakekat relasi orangtua – remaja. Perubahan-perubahan hubungan pengasuhan yang terjadi (parental change) juga mempengaruhi hakekat relasi ini. Di antara perubahan remaja ialah pubertas, berkembangnya penalaran logis dan  meningkatnya pemikiran idealistis dan egosentris, pelanggaran harapan-harapan, perubahan-perubahan di sekolah, teman-teman sebaya, persahabatan dan pacar, serta bergerak menuju kemandirian. Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa konflik antara orangtua dan remaja adalah yang paling penuh tekanan selama puncak pertumbuhan pubertas.
Perubahan-perubahan pada orang tua meliputi ketidakpuasan pernikahan, beban-beban ekonomi, reevaluasi karir dan perspektif waktu, serta masalah-masalah kesehatan dan tubuh. Ketidakpuasan pernikahan semakin besar ketika anak-cucu atau keturunannya ialah seorang remaja daripada seorang anak-anak atau seorang dewasa. Beban ekonomi yang lebih besar dibebankan kepada orangtua selama pengasuhan remaja mereka. Orang tua mungkin mereevaluasi prestasi pekerjaan mereka, memutuskan apakah mereka telah memenuhi aspirasi-aspirasi masa muda mereka untuk berhasil. Orang tua mungkin menatap ke masa depan dan berpikir tentang berapa banyak lagi waktu yang tersisa untuk meraih apa yang mereka inginkan. Berbeda dengan remaja yang menatap ke masa depan dengan optimisme yang tidak terbatas, merasa bahwa mereka memiliki jumlah waktu yang tidak terbatas untuk meraih apa yang mereka inginkan.
Masalah-masalah kesehatan dan minatdalam integritas jasmaniah dan daya tarik seksual menjadi tema yang menonjol bagi orangtua dari remaja. Walaupun ketika daya tarik tubuh seksual mereka tidak menutun, banyak orangtua dari remaja merasa bahwa daya tarik mereka sudah menurun. Sebaliknya, remaja mulai mencapai puncak daya tarik, kekuatan, dan kesehatan fisik mereka. Sementara baik remaja maupun orangtua memperlihatkan suatu peningkatan perhatian terhadap tubuh mereka, bagi remaja dampaknya tampak lebih positif.
E.     Akibat kematangan yang menyimpang

Perubahan-perubahan fisik yang paling banyak pengaruhnya pada anak-anak biasanya terjadi pada masa puber, khususnya pada anak yang kematangannya menyimpang. Anak puber yang kematangannya menyimpang mengalami bahwa proses kematangan organ-organ seksnya menyimpang selama satu tahun atau lebih dari yang normal. Anak yang kematangan seksualnya lebih cepat dari kelompoknya dinamakan “matang lebih awal” (early mature), sedangkan anak yang kematangan seksualnya lebih lambat dari kelompok seksnya dinamakan “matang terlambat” (late mature). Kalau anak memerlukan waktu lebih sedikit dari yang normal untuk menyelesaikan proses kematangannya, anak itu disebut sebagai anak yang cepat matang (rapid mature), sedangkan anak yang memerlukan waktu lebih lama disebut lamban matang (slow mature).

0 komentar:

Posting Komentar