A. Konsep
kriteria kematangan berdasarkan fisik
Kematangan terjadi pada
jaringan tubuh, syaraf, dan kelenjar – kelenjar di sebut kematangan biologi.
Ada pula kematangan yang terjadi pada aspek psikis seperti keadaan berfikir,
rasa, kemauan dll. Pewarisan genetik merupakan potensi dasar dari setiap anak.
Ciri-ciri perbedaan fisik dan kematangan seksual antara lain
:
Remaja laki-laki :
1.
Suara besar dan tumbuh jakun, disebabkan hormon testoteron
2.
Pertumbuhan penis dan kantung zakar
- Ereksi dan ejakulasi merupakan cara
alami tubuh mengeluarkan timbunan sperma yang terbentuk secara terus
menerus
- Badan berotot terjadi akibat
adanya Testosteron yang disekresi oleh testis pria yang memiliki efek
anabolik yg kuat thd penyimpanan protein yg sangat besar di setiap tempat
dalam tubuh, terutama di dalam otot sehingga pria lebih berotot.
Remaja perempuan :
- Pertumbuhan rahim dan vagina
2.
Menstruasi pertama, Haid pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan
seksual anak perempuan, tetapi ini bukanlah perubahan fisik yang pertama dan
terakhir selama masa puber.
3.
Pinggul melebar, estrogen menyebabkan tertimbunnya lemak di daerah
panggul wanita, tetapi dapat juga memperlambat pertumbuhan tubuh yang semula
sudah dirangsang oleh kelenjar bawah otak, itulah sebabnya mengapa perempuan
dewasa tidak setinggi anak laki – laki sebayanya
4.
Payudara membesar, sebagai hasil
dari rangsangan hormon estrogen untuk persiapan menyusui bayi
B.
Konsep kriteria kematangan berdasarkan
hasil belajar
Belajar merupakan
proses pencarian informasi dan ilmu pengetahuan serta proses pemahaman sesuatu
yang bersifat kompleks meliputi bidang pengetahuan, bersosial, serta
penghayatan arti kehidupan. Proses ini sebagai pengisi dan penunjang
kelangsungan hidup bergaul, bermasyarakat, dan penunjang proses berjalannya
kehidupan. Proses belajar ini berjalan dari masa pre natal hingga dewasa,
proses ini merupakan proses tanpa batas karena sepanjang hidup seorang individu
akan senantiasa mengalami proses ini, karena penyerapan informasi ini terus
berlanjut sampai seseorang itu mati. Proses belajar ini adalah salah satu dari
tugas – tugas dari perkembangan seorang individu, proses belajar ini bertahap
pada tiap – tiap fase perkembangan, dan merupakan tugas perkembangan
(Development task). Proses ini merupakan proses yang paling berpengaruh
terhadap pembentukan karakter seorang individu, jika proses ini berjalan dengan
baik maka pembentukan karakter serta perilaku seorang individu tersebut akan
baik juga, dan proses belajar ini berpengaruh terhadap kamatangan seorang
individu (Maturation).
Belajar merupakan
mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, apa yang sedang terjadi dalam
diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya
dengan mengamati orang lain. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung
kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang
telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan
dapat ditarik kesimpulan seseorang telah belajar adalah jika suatu
aktifitasmental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap.
C.
Kematangan Emosi
Anak
laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada
akhir masa remaja tidak “meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan
menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan
cara-cara yang lebih dapat diterima. Petunjuk kematangan emosi yang lain adalah
bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi
secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti
anak-anak atau orang yang belum matang. Dengan demikian, remaja mengabaikan
banyak rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya,
remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak
berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain,
seperti dalam periode sebelumnya.
Untuk
mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang
situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Adapun caranya adalah
dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Keterbukaan,
perasaan dan masalah pribadi dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan
sosial dan sebagian oleh tingkat kesukaannya pada “orang sasaran” (orang yang
kepadany remaja mau mengutarakan berbagai kesulitannya)
Bila
remaja ingin mencapai kemtangan emosi, ia juga harus belajar menggunakan katarsis emosi untuk menyalurkan
emosinya. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah latihan fisik yang berat,
bekerja atau bermain, tertawa atau menangis.
D.
Kematangan remaja dan orangtua
Perubahan-perubahan
fisik, kognitif dan sosial dalam perkembangan remaja mempengaruhi hakekat
relasi orangtua – remaja. Perubahan-perubahan hubungan pengasuhan yang terjadi
(parental change) juga mempengaruhi hakekat relasi ini. Di antara perubahan
remaja ialah pubertas, berkembangnya penalaran logis dan meningkatnya pemikiran idealistis dan
egosentris, pelanggaran harapan-harapan, perubahan-perubahan di sekolah,
teman-teman sebaya, persahabatan dan pacar, serta bergerak menuju kemandirian.
Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa konflik antara orangtua dan remaja
adalah yang paling penuh tekanan selama puncak pertumbuhan pubertas.
Perubahan-perubahan
pada orang tua meliputi ketidakpuasan pernikahan, beban-beban ekonomi,
reevaluasi karir dan perspektif waktu, serta masalah-masalah kesehatan dan
tubuh. Ketidakpuasan pernikahan semakin besar ketika anak-cucu atau
keturunannya ialah seorang remaja daripada seorang anak-anak atau seorang
dewasa. Beban ekonomi yang lebih besar dibebankan kepada orangtua selama pengasuhan
remaja mereka. Orang tua mungkin mereevaluasi prestasi pekerjaan mereka,
memutuskan apakah mereka telah memenuhi aspirasi-aspirasi masa muda mereka
untuk berhasil. Orang tua mungkin menatap ke masa depan dan berpikir tentang
berapa banyak lagi waktu yang tersisa untuk meraih apa yang mereka inginkan.
Berbeda dengan remaja yang menatap ke masa depan dengan optimisme yang tidak
terbatas, merasa bahwa mereka memiliki jumlah waktu yang tidak terbatas untuk
meraih apa yang mereka inginkan.
Masalah-masalah
kesehatan dan minatdalam integritas jasmaniah dan daya tarik seksual menjadi
tema yang menonjol bagi orangtua dari remaja. Walaupun ketika daya tarik tubuh
seksual mereka tidak menutun, banyak orangtua dari remaja merasa bahwa daya
tarik mereka sudah menurun. Sebaliknya, remaja mulai mencapai puncak daya
tarik, kekuatan, dan kesehatan fisik mereka. Sementara baik remaja maupun
orangtua memperlihatkan suatu peningkatan perhatian terhadap tubuh mereka, bagi
remaja dampaknya tampak lebih positif.
E.
Akibat kematangan yang menyimpang
Perubahan-perubahan
fisik yang paling banyak pengaruhnya pada anak-anak biasanya terjadi pada masa
puber, khususnya pada anak yang kematangannya menyimpang. Anak puber yang
kematangannya menyimpang mengalami bahwa proses kematangan organ-organ seksnya
menyimpang selama satu tahun atau lebih dari yang normal. Anak yang kematangan
seksualnya lebih cepat dari kelompoknya dinamakan “matang lebih awal” (early
mature), sedangkan anak yang kematangan seksualnya lebih lambat dari kelompok
seksnya dinamakan “matang terlambat” (late mature). Kalau anak memerlukan waktu
lebih sedikit dari yang normal untuk menyelesaikan proses kematangannya, anak
itu disebut sebagai anak yang cepat matang (rapid mature), sedangkan anak yang
memerlukan waktu lebih lama disebut lamban matang (slow mature).